Kamis, 05 Januari 2017

EKONOMI MANAJERIAL-TEKNIK OPTIMASI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kalimat optimasi sifatnya termasuk global, karena banyak digunakan sebagai kata kunci paling populer, oleh karena itu saya akan menjelaskan apa itu optimasi yang sepertinya masih banyak yang bingung. Optimasi secara umum adalah untuk memaksimalkan atau mengoptimalkan sesuatu hal yang bertujuan untuk mengelola sesuatu yang dikerjakan, sehingga optimasi bisa dikatakan kata benda yang berasal dari kata kerja, dan optimasi bisa dianggap baik sebagai ilmu pengetahuan dan seni menurut tujuan yang ingin dimaksimalkan.                                                            Dalam kasus perusahaan bisnis, tujuannya adalah memeksimumkan laba atau nilai perusahaan atau meminimumkan biaya dengan kendala tertentu. Oleh karena itu diperlukan berbagai teknik optimasi, atau metode untuk memaksimumkan atau meminimumkan fungsi tujuan perusahaan atau organisasi lain. Teknik ini sangat penting dan sering dipergunakan. Selain itu, perlu dipelajari pula mengenai perangkat manajemen baru yang telah diperkenalkan selama dua puluh tahun terakhir dan mempelajari bagaimana mereka mengubah dengan cepat cara mengelola perusahaan. Tahap pertama penyajian teknik optimasi adalah mempelajari cara untuk menunjukan hubungan ekonomi. Hal dan ukuran ini mempelajari hubungan antara konsep dan ukuran total,rata-rata, dan marginal,seperti penerimaan, produk , biaya, atau laba. Selanjutnya akan mempelajari proses optimasi perusahaan secara grafik. Kalkulus deferensiasi sangat penting dan berguna untuk menemukansolusi optimum bagi masalah optimasi terendala dan tanpa kendala.Yang terakhir mendiskusikan tentang banyaknya peralatan menajemen baru yang mengubah secara cepat cara pengolahan persahaan dan mempelajari hubungannya dengan area fungsional tradisional dan ekonomi manajerial

B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana metode dalam menggambarkan hubungan ekonomi?
2. Bagaimana hubungan biaya total, rata-rata dan marginal?
3. Bagaimana konsep analisis optimisasi?
4. Apa sajakah macam peralatan manajemen baru untuk optimisasi?

BAB II
PEMBAHASAN

A.  Metode Dalam Menggambarkan Hubungan Ekonomi
Hubungan Ekonomi dapat digambarkan dalam bentuk persamaan, tabel, atau grafik. Bila hubungannya sederhana, tabel atau grafik dapat mencukupi, namun bila hubungannya rumit, menggambarkan hubungan ekonomi dalam bentuk persamaan mungkin diperlukan. Menggambarkan hubungan ekonomi dalam bentuk persamaan juga berguna, karena bisa menggunakan teknik yang kuat dari kalkulus diferensial dalam menentukan solusi optimal dari suatu masalah.
Misalnya, hubungan antara penerimaan total (TR) perusahaan dan kuantitas (Q) barang atau jasa yang dijual perusahaan pada jangka waktu tertentu. Dengan mensubstitusikan ke dalam persamaan 2-1 berbagai nilai hipotesis untuk kuantitas yang terjual.
Skedul Penerimaan Total Perusahaan
Q 100Q – 10Q² TR
0 100(0) – 10(0) ² 0
1 100(1) – 10(1) ² 90
2 100(2) – 10(2) ² 160
3 100(3) – 10(3) ² 210
4 100(4) – 10(4) ² 240
5 100(5) – 10(5) ² 250
6 100(6) – 10(6) ² 240
Kurva Penerimaan Total Perusahaan
TR (S) TR
250 E
210 C
160 B
90 A
0        1 2 3 4 5 6 Q
Kurva ini tidak menunjukkan penerimaan total (TR) perusahaan untuk setiap kuantitas yang terjual (Q), kurva diperoleh dengan menggambarkan skedul penerimaan total. Pada kurva ini TR naik sampai Q=5 dan kemudian turun.

B.  Bagaimana Hubungan biaya total, rata-rata dan marginal
Hubungan antara konsep dan ukukran total, rata-rata, dan marginal penting didalam analisis optimisasi. Hubungan ini pada dasarnya sama meskipun kita berbicara tentang penerimaan, produksi,biaya dan laba. Selanjutnya, kita mempelajari hubungan antara biaya total , biaya rata-rata, dan biaya marginal.
Hal ini menunjukan bagaimana perusahaan memaksimumkan keuntungan. Serta kita tunjukan bagaimana kurva Biaya rata-rata dan biaya marginal diturunkan secara geometris dari kurva biaya total.
·         Biaya Rata-rata (Average Cost)
Apabila produksi jangka pendek menghasilkan output sebesar Q unit, maka dapatdihitung biaya rata-rata (Average Fix Cost) dan biaya variabel rata-rata (AverageVariable Cost). Sama halnya dengan Biaya total, Konsep mengenai biaya rata-rata juga dibedakan menjadi 3 yakni:
a.       Biaya Tetap Rata-rata (AFC) = TFC/Q
b.      Biaya Berubah Rata-rata (AVC) = TVC/Q
c.       Biaya Total Rata-rata (AC)  = TC/Q

·         Biaya Marginal (Marginal Cost) yaitu Kenaikan biaya produksi yangdikeluarkan untuk menambah produksi sebanyak satu unit.
MC = ΔTC /ΔQ
·         Turunan Geometri dari Kurva Biaya Rata – rata dan Marginal
Kurva biaya AC dan MC dapat diturnkan (diderivasi) secara geometris dari kurvaTC. Kurva AC yang berhubungan dengan setiap titik pada kurva TC ditunjukanoleh kemiringan garis titik awal ke titik di kurva TC. Dari kurva TC kita jugadapat menurunkan secara geometris kurva MC. Kurva MC berhubungan dengansetiap titik pada kurva TC ditunjukan oleh kemiringan garis singgung HNnke kurva TC pada titik tersebut.
C.  Konsep Analisis Optimisasi
Analisis optimasi dapat mudah dijelaskan dengan mempelajari proses perusahaan dalam menentukan tingkat output. yang mana memaksimalkan laba total, dengan mempergunakan kurva penerimaan total dan biaya total dari bab yang menentukan tahap analisis marjinal berikutnya yang merupakan perhatian utama kita. Sementara perusahaan memaksimalkan laba yang ditentukan dengan kurva penerimaan total dan biaya total. Analisis Marjinal merupakan salah satu konsep terpenting pada ekonomi manajerial secara umum dan dalam analisa optimasi khususnya. Menurut analisis marjinal, perusahaan memaksimumkan keuntungan bila penerimaan marjinal sama dengan biaya marjinal.
Untuk menjawab pertanyaan berapa besarnya laba yang layak untuk ditentukan oleh perusahaan, maka perlu melakukan penghitungan penentuan laba dengan teknik optimisasi (optimization technique).
Teknik ini merupakan aplikasi dari teori ekonomi yang digunakan sebagai ilmu pengambilan keputusan bagi manajer agar mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Teknik optimisasi sendiri beragam, antara lain: teknik Optimasi dengan Kalkulus, Optimisasi Multivariate, Optimisasi Terkendala (constrained optimization).
1.      Teknik optimisasi dengan kalkulus (optimization with calculus).
Sebagaimana namanya, teknik ini menggunakan perhitungan-perhitungan matematis (kalkulus).  Teknik ini digunakan untuk:
a.    menentukan nilai maksimum atau minimum output produksi yang dapat menciptakan laba maksimal. Caranya adalah menggunakan turunan atau derivasi tingkat satu dari suatu fungsi,
b.   membedakan antara nilai maksimum dan minimum. Caranya adalah dengan menggunakan turunan atau derivasi tingkat kedua.
Contoh:
Manajer suatu perusahaan tentu ingin perlu menghitung berapa laba maksimal yang dapat dicapai. Maka untuk menentukan laba maksimum tentu perlu menentukan berapa nilai revenue maksimum dan nilai cost minimum. Misalnya suatu perusahaan mempunyai fungsi permintaan TR= 100Q – 10Q2 .
Caranya adalah menderivasi fungsi TR tersebut hingga nilai derivasi atas fungsi tersebut sama dengan nol (0).
TR= 100Q – 10Q2                   à diderivasi menjadi:
                à turunan pertama
karena syaratnya turunan harus nol,
maka:
20Q = 100
Q = 5
Artinya, total penghasilan adalah 5 unit.
Karena dihadapkan pada pertanyaan apakah laba sebesar 5 unit tersebut merupakan nilai minimum atau maksimum, maka perlu mencari jawabannya dengan meneruskan perhitungan hingga turunan kedua (second derivative). Sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa turunan kedua ini berfungsi untuk membedakan antara nilai maksimum dan nilai minimum.
Jika, TR= 100Q – 10Q2                       diturunkan I menjadi
                            à turunan I
maka perlu diturunkan lagi menjadi:
                                    à turunan II

Ada ketentuan yang berkaitan dengan turunan kedua, yaitu jika nilai turunannya bernilai positif (+) berarti nilai tersebut adalah nilai minimum. Sebaliknya, jika nilai turunannya bernilai negatif (-) berarti nilai tersebut adalah nilai maksimum. Karena nilai turunan kedua bertanda negatif (-20) dan turunan pertamanya sebesar Q=5, maka berarti, atas fungsi tersebut laba minimumnya berada pada 5 unit. Jika produksinya dikurangi hingga kurang dari 5 unit maka perusahaan akan mengalami kerugian. Tentu saja produksi harus ditentukan di atas 5 unit.
Contoh II
Jika fungsi TR = 45 Q – 0,5 Q2, Maka berapa tingkat labanya dapat ditentukan, yaitu:
 
jadi, Q = 45
Artinya, laba maksimal berada pada nilai Q = 45. Dengan demikian, jika perusahaan memproduksi melebihi 45 unit, perusahaan akan mengalami laba yang semakin berkurang. Ini berarti berlaku law of deminishing return.
Contoh lain: (dengan menggunakan fungsi marginal cost).
MC = 3Q2 –16Q + 57
jadi, Q = 2,66
Artinya, laba minimum dicapai pada Q = 2,66.
2.      Optimasi Multivariat (Multivariate optimization).
Optimisasi multivariate merupakan proses penentuan nilai maksimum atau minimum atas suatu fungsi yang memiliki dua atau lebih variabel. Langkah yang perlu ditempuh adalah terlebih dahulu melakukan derivasi secara partial dan kemudian mengujinya dengan melalui proses maksimisasi fungsi multivariabel. Oleh karena itu sering disebut partial derivative.
Contoh-contoh yang di bahas di atas masih mengasumsikan variabel dependen hanya dipengaruhi oleh satu variabel saja. Padahal dalam realita, hubungan ekonomi seringkali menunjukkan bahwa satu variabel dependen dapat dipengaruhi oleh dua variabel bebas sekaligus atau bahkan lebih. Sebagai contoh, total revenue mungkin saja dipengaruhi (atau fungsi dari) output dan advertising secara sekaligus. Total cost dapat saja dipengaruhi oleh pengeluaran atas biaya tenaga kerja dan juga kapital. Atau, total profit mungkin dipengaruhi oleh penjualan barang X dan Y sekaligus.
Asumsi fungsi seperti itu penting sekali untuk menentukan efek marginal pada variabel terikat. Efek marginal ini perlu diukur dengan partial derivative. Yang disimbolkan dengan  (untuk membedakan dengan derivasi di atas yang disimbolkan dengan d). Pada partial derivative ini yang diderivasikan adalah variabel terikat, bukan variabel bebas.
Sebagai contoh, anggap saja total profit () merupakan fungsi dari (dipengaruhi oleh komoditi X dan Y, yang dapat ditulis sebagai berikut:
= f (X, Y) = 80X-2X2-XY-3Y2+100Y
untuk mendapat partial derivative dari maka perlu diderifikasikan dengan X (x) dan Y dianggap tetap.
Ini bertujuan untuk mengisolasi efek marjinal pada profit dari perubahan jumlah penjualan komoditi X saja (makanya Y dianggap tetap). Kemudian lakukan juga pengisolasian efek marginal profit atas Y.
Setelah tahapan itu selesai maka perlu dilanjutkan dengan memaksimisasi atau meminimisasi fungsi multivariabel. Untuk memaksimisasi atau meminimisasi fungsi multivariabel perlu  masing-masing partial derivative dipersamakan dengan nol (0) yang dilanjutkan dengan mencari nilai masing-masing variabel.
= 80X-2X2-XY-3Y2+100Y
= 0
= 0
disubstitusikan dengan model seperti ini:
80 - 4X – Y = 0
-X - 6Y + 100 = 0
agar nilai X dapat diketahui, maka persamaan yang atas dikalikan dengan -6 menjadi:
-480 + 24X + 6 Y = 0
   100 -     X  - 6Y = 0
-380 + 23 X          = 0
jadi X = 380/23 = 16,52.  Nilai X ini disubstitusikan ke persamaan Y hingga menjadi:
80 - 4(16,52)-Y = 0
jadi Y = 80 – 66.08 = 13,92
Dengan demikian, perusahaan akan mengalami profit maksimal ketika menjual 16,52 unit komoditi X dan 13,92 unit komoditi Y. Besarnya total maksimal profit dapat diketahui dengan mensubstitusikan nilai X dan Y ke dalam persamaan profit.
= 80(16,52) – 2(16,52)2- (16,52)(13,92) – 3(13,92)2 + 100(13,92)
= 1.356,52

3. Constrained Optimization

Dua teknik optimisasi yang telah di bahas di atas adalah menggunakan asumsi tidak ada kendala. Padahal, dalam praktik manajerial sangat mungkin untuk timbulnya kendala. Sehingga keinginan untuk memaksimisasi profit juga tidak sesuai yang diharapkan. Kendala-kendala tersebut dapat berupa terbatasnya kapasitas produksi, tidak tersedianya tenaga terampil, kelangkaan bahan baku, adanya masalah legal, konflik dengan lingkungan, dan sebagainya. Untuk menghitung optimisasi profit dalam kondisi terkendala, maka dapat dilakukan dengan menggunakan dua cara yaitu, dengan optimasi terkendala biasa atau dengan metode lagrangian multiplier.
Misalnya, perusahaan ingin memaksimisasi profit dengan fungsi seperti yang dibahas di atas  
= 80X-2X2-XY-3Y2+100Y
tetapi menghadapi kendala bahwa output komoditi X dan Y harus berjumlah 12. Kalau ditulis dalam persamaan menjadi X+Y = 12
Menghadapi masalah seperti itu, maka perlu ditentukan dulu nilai salah satu variabel, apakah X atau Y terlebih dulu. Anggap saja yang dicari terlebih dulu adalah nilai X, maka:
X = 12-Y
Nilai ini kemudian disubstitusikan ke dalam persamaan fungsi profit.
= 80(12-Y)-2(12-Y)2-(12-Y)Y-3Y2+100Y
   = 960 – 80Y – 2(144-24Y+Y2) – 12Y + Y2 – 3Y2 + 100Y
   = 960 – 80Y – 288 + 48Y – 2Y2 – 12Y + Y2 – 3Y2 + 100Y
   = -4Y2 + 56Y + 672

Untuk memaksimisasi fungsi profit terkendala di atas, maka hasil tersebut diderivasi tingkat pertama, menjadi:
jadi nilai Y diketahui, yaitu Y = 7. Nilai Y ini di substitusikan ke dalam kendala, sehingga nilai X diketahui, yaitu X = 5
X = 12 - 7 = 5. Artinya, perusahaan akan mengalami profit maksimum ketika menjual komoditi X sebanyak 5 unit dan komoditi Y sebanyak 7 unit. Dengan demikian total profitnya akan dapat diketahui, yaitu:
= 80(5) – 2(5)2 – (5)(7) – 3(7)2 + 100(7)
   = 868
Apabila dibandingkan dengan kondisi tanpa kendala yang besarnya mencapai 1.356,52, maka dengan kendala profitnya menjadi lebih kecil.

D.  Peralatan manajemen baru untuk optimisasi
1.      Perbandingan
Perbandingan (benchmarking) berarti menemukan dengan cara terbuka dan jujur, bagaimana perusahaan lain dapat mengerjakan sesuatu dengan lebih baik (lebih murah) sehingga perusahaanyang kita bangun dapat meniru dan berkemungkinan memperbaiki cara tersebut. Perbandingan biasanya dilakukan dengan mengadakan studi lapangan ke perusahaan lain.
2.      Manajemen Kualitaas Total
Manajemen kualitas total (total quality management -TQM) berarti secara konstan memperbaiki kualitas produk dan proses perusahaan sedemikian rupa sehingga secara konsisten memberikan nila kepuasan yang semakin meningkat kepada pelanggan. Lima aturan untuk menentukan suksesnya suatu program TQM :
a.    Pejabat eksekutif perusahaan (CEO) harus secara tegas dan nyata mendukung programtersebut dengan perkataan dan perbuatan.
b.    Program TQM harus secara jelas menunjukkan bagaimana program tersebut menguntungkan pelanggan dan menciptakan nilai penghargaan untuk perusahaan.
c.    Program TQM harus mepunyai beberapa tujuan strategi yang jelas, yaitu harus ditanyakan “Apa yang ingin dicapai perusahaan?”
d.   Program TQM harus memberikan hasil keuangan dan kompensasi dalam waktu singkat.Orang-orang perlu melihat hasil awal yang jelas dan nyata untuk terus mendukung program tersebut.Program TQM seharusnya dibuat khusus untuk perusahaan tertentu, jadi suatu perusahaan tidak dapat hanya meniru program TQM perusahaan lain.

3.      Rekayasa Ulang
Rekayasa ulang (reengineering ) berarti berusaha mengorganisasi perusahaan yangsama sekali baru, selanjutnya merestrukturisasi perusahaan untuk menyesuaikan denganrencena tersebut. Proses tersebut melibatkan desain ulang yang radikal dari semua proses perusahaan untuk mencapai peningkatan yang tinggi dalam hal kecepatan, pelayanan dan profitabilitas. Ada dua lasan utama untuk melakukan rekayasa ulang:
1.    Takut pesaing muncul dengan produk, pelayanan, atau cara baru dalammelakukan bisnis yang akan menghancurkan perusahaan yang kita bangun.
2.    Ketamakan, bila kita percaya bahwa proses rekayasa ulang, perusahaan kita dapatmelenyapkan persaingan.
4.    Organisasi pembelajar
Organisasi pembelajar (learning organization) menghargai pembelajaran yang berkelanjutan bahwa keuntungan, baik secara individu maupun secara bersama-sama, dan percaya bahwa keuntungan kompetitif diperoleh dari dan membutuhkan pembelajaranyayang berkelanjutan pada era informasi kita. Menurut Peter Senge, organisasi pembelajar didasarkan pada lima komponen dasar :
1.      Model mental baru
Orang harus mengembangkan model mental baru dengan mengesampingan cara berpikir lama dan bersedia untuk berubah.
2.      Kemahiran personal
Para karyawan harus belajar membuka diri kepada orang lain dan mendengar merekaketimbang mengatakan apa yang harus mereka perbuat.

3.       Pemikiran sistem
Setiap orang harus memahami bagaimana perubahaan benar-benar beroperasi.
4.      Visi bersama
Strategi yang diakukan bersama oleh semua pegawai perusahaan
5.      Pembelajaran tim


BAB III
PENUTUP
A.      KESIMPULAN
Optimasi berasal dari bahasa inggris optimization (n), kata benda yang berasal dari kata kerja (v) optimize. Kata kerja optimize berasal dari kata sifat (adj) optimal. Bentukan kata optimal dengan imbuhan ize akan membuat al pada optimal dipenggal sehingga hasilnya adalah optimize.
Dependensi optimasi Tahapan optimasi kode bertujuan untuk menghasilkan kode program yang berukuran lebih kecil dan lebih cepat eksekusinya. Optimasi Lokal adalah optimasi yang dilakukan hanya pada suatu blok dari source code.
Optimisasi global biasanya dilakukan dengan analisis flow, yaitu suatu graf berarah yang menunjukkan jalur yang mungkin selama dieksekusi program.
Untuk mencapai fungsi tersebut dilakukan dengan menambah dan mengambil atribut variabel yang dipergunakan pada program dari tabel. Atribut, misalnya nama, tipe, ukuran variabel. Tabel Simbol berisi daftar dan informasi identifier pokok yang terdapat dalam program sumber, disebut Tabel Pokok / Utama. Tabel Pokok belum mengcover semua informasi, untuk itu disediakan tabel lagi sebagai pelengkap Tabel Pokok.

B. SARAN
Pembicaraan tentang teknik optimasi tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sebagai makhluk sosial yang butuh berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu, perlu prinsip-prinsip yang harus disepakati agar terjalinnya komunikasi yang efektif dan efisien. Lewat teori-teorinya yang berkaitan dengan teknik optimasi, berusaha memberikan prinsip-prinsip sistem teknik optimasi.
Dengan memahami dan mengaplikasikan teori-teori tersebut, diharapkan kita lebih mampu menjalankannya dengan baik di segala situasi dan kondisi agar tercapai tujuan yang kita inginkan.




DAFTAR PUSTAKA


Materi Konsep Ekonomi Manajerial Semester 5/Teknik Proyeksi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar